Jumat, 05 November 2021

MANA RASA KESATUAN MU??

 

doc e-koran pmii ibnu sina (fauzul adim)

Edisi 002 (Sabtu 06 November 2021). Negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yg dikenal didalamnya terdapat Ras, Budaya dan Agama yg berbeda beda, akan tetapi mereka tetap bersatu dalam satu kesatuan yg sering di sebut BINEKA TUNGGAL IKA. 
Dalam catatan kali ini penulis mengajak sahabat sahabat untuk sama sama menilai, sampai manakah rasa kesatuan didalam negara kita?  
Kalaupun kita tidak bisa menilainya secara keseluruhan paling tidak kita mampu menilainya satu demi satu, sehingga sampai ke tujuan penulis yaitu bagaimana Indonesia bisa berubah ke arah yg lebih baik sedikit demi sedikit. 

Yg pertama adalah mari kita menganalisa didalam negera kita peperangan antar saudara setanah air sering terjadi dan kita temukan baik itu peperangan per individu maupun kelompok, mulai dari rakyat biasa melawan rakyat biasa, penjabat melawan penjabat, penjabat melawan rakyat bahkan sampai kepada agama melawan agama. 

Kita ambil contoh :

Peperangan antar saudara setanah air kita terjadi dimana mana Mulai dari peperangan 0,0, 411, sampai ke 212. Yg menurut penulis sendiri peperangan itu pada awalnya disebabkan oleh sosial media. Ini yg disebut oleh penulis adalah *peperangan Masyarakat dengan penguasa*.
yg pada dasarnya hal ini adalah hanya punguasalah yg mampu mengcounter semuanya, namun pada hakikatnya penguasa sedikit keliru untuk menanggapi hal tersebut. 
maka salah satu langkah yg diambil oleh penguasa adalah (kekerasan diselesaikan dengan kekerasan). contohnya adalah melepas TNI DAN POLRI untuk mengcounter semua permasalahan. 
Yg pada dasarnya diinginkan oleh penulis bagaimana pemerintah mampu mengcounter semua itu melalui media sesioal baik dengan cara tangan penguasa maupun lewat TNI dan POLRI itu sendiri, tapi lagi lagi itu hanyalah khayalan semata. 

Seperti yg dikatakn oleh MARDIGU pada tulisannya, TNI  jika mengandalkan taktik peperangan di lapangan saja itu adalah hal yg kuno pada zaman sekarang, tapi seharusnya TNI juga mampu berperang dan mempunyai taktik untuk melawan musuh dengan menggunakan sosial media. Kira kira begitu substansi dari perkataan MARDIGU diatas. 
Maka penulis mampu menilai ini adalah salah satu yg membuat kesatuan kita rusak.

 Mana NKRI MU ?? 


Yang ke dua dimana mana kita melihat orang orang yg saling menyalahkan antara yg satu dengan yg lainnya, akibatnya adalah peperangan ini disebut *masyarakat melawan masyarakat* (peperangan per individu) saling hujat menghujat antara satu dengan yg lainnya karna tidak sesuai dengan perilaku ataupun sikap yg diinginkan oleh dirinya masing-masing
 
Terlepas dari pada itu  seharusnya kita tidak boleh mengklaim bahwa mereka itu salah dan kita lah yg benar, karna memang semua itu tergantung pada siapa yg menjalankan nya..
Jika anda mengatakan seseorang itu salah maka hakikatnya adalah anda yg lebih salah karna telah menjustifikasi orang terlebih dahulu tanpa mengenali orang tersebut lebih dalam.
Karna sesungguhnya musuh terbesar kita itu adalah diri kita sendiri. 

Saya masih ingat yg telah di tegaskan oleh SUDJIWO TEDJO pada acara TV Indonesia lawyers Club, dikutip nya dalam al Qur'an 

"ada peperangan terbesar di dunia ini tapi ada lagi yg lebih besar dari pada itu yaitu memerangi dirimu sendiri"
Maka dari itu mari kita bertanya kepada diri kita pribadi dan kepada sahabat sahabat kita yg lain sampai manakah rasa nasionalis mu??

Mana NKRI MU???


#IMAMILAH DIRIMU DAN CERDASKAN SAHABAT SAHABATMU#


FAUZUL ADIM (Biro Ham dan Advokasi)

Sekian dan terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKOLAH KADERISASI RAYON IBNU SINA

  (e-koran rayon ibnu sina) Edisi:013 Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ibnu Sina ke 15 Komisariat UIN Mataram Men...