Rabu, 04 Desember 2019

Perempuan Dalam Menjawab Tantangan 4.0

Penulis : Solatiah Nurfauzi

Dewasa ini kita sedang berada di ambang  revolusi yang akan mengubah pola hidup, seperti  cara manusia bekerja dan berinteraksi satu sama lain. Perkembangan zaman yang akan terus menerus terjadi dan sangat sulit untuk kita prediksi. Berbicara soal revolusi industri sebagaian besar dari kita pasti pernah mendengar bahkan pernah membicarakan tentang revolusi industri  4.0,  karena tidak bisa  dipungkiri bahwa kita butuh persiapan dan dipaksa untuk siap menghadapi era ini. 

Terkait revolusi industri 4.0 ini, sebenarnya kita belum mengetahui sejauh mana revolusi ini akan memberikan dampak bagi peradaban manusia dan dunia, namun kita perlu berspekulasi dengan bercermin pada revolusi industri  sebelumnya supaya kita mampu menebak apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, jadi dari itu generasi modern, generasi milenial harus mempersiapkan langkah untuk menghadapi tantangan setiap perubahan dunia. Jadi apa sebenarnya definisi Revolusi industri  itu sendiri?. Revolusi industri adalah perubahan besar cara yang ditempuh manusia dalam  memproduksi barang. Sedangkan revolusi industri 4.0 adalah peyatuan dan tekhnologi baru dalam berbagai bidang industri.

Perubahan revolusi ini tercatat sudah terjadi tiga kali, mulai dari industri 1.0 dan saat ini kita sedang berada pada era yang ke 4.0. Perubahan-perubahan yang terjadi dari revolusi industri 1.0 sampai revolusi industri 4.0 pasti diikuti dengan perubahan besar pada bidang ekonomi,politik,bahkan budaya, karena bidang-bidang tersebut sensitif dengan perubahan zaman. 

Disetiap perkembangan industri yang terjadi selalu ada dampak baik dan buruk didalamnya. Manusia dituntut untuk ikut berkembang dan berevolusi untuk dapat bertahan hidup. Terlepas dari dampak positif dari revolusi industri yang mampu menggantikan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan, ada beberapa dampak negatif yang akan muncul dari adanya revolusi industri 4.0 ini. 

Adapun dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan dari revolusi industri 4.0 adalah, yang pertama, mesin-mesin akan menggantikan pekerjaan manusia, sehingga ruang gerak manusia jadi sangat terbatas, yang kedua orang-orang akan pindah kekota, berpindahnya penduduk desa kekota juga cukup membawa dampak yang signifikan, karena pedesaan  yang identik dengan pertanian akan berhenti begitu saja, hal tersebut berpengaruh kesektor pertanian,dan berpindahnya penduduk kekota akan membuat kota semakin padat , yang ketiga cara memproduksi pakaian berubah, keempat sistem ekonomi baru tercipta, dan yang terakhir industrialisasi menyebabkan masalah baru karena polusi dan limbah yang dihasilkan oleh pabrik akan mencemari lingkungan dan bumi akan menjadi semakin panas. 

Dengan berbagai persoalan yang sedang dihadapi dewasa ini, lalu bagaimana perempun menyikapi tantangan revolusi industri 4.0?. Dari masa ke masa peran kaum perempuan semakin komplek baik pemikiran, gerakan, maupun  peradabannya, namun sampai saat ini perempuan masih dipandang lemah, khususnya dalam perkambangan tekhnologi.

Di era revolusi industri 4.0 ini peran dan kesempatan perempuan seharusnya sama dengan laki-laki dalam mengaktualisasikan diri, hanya saja sampai hari ini perempuan masih berupaya untuk mengubah kesenjangan-kesenjangan  dari praktek budaya patriarki yang masih membatasi ruang gerak kaum perempuan, salah satunya melalui pendidikan, dan program-program yang mengadopsi pemberdayaan perempuan, karena perempuan juga mampu berekspresi dalam menghadapi  tantangan zaman dan mampu menjadi bagian dari peradaban dunia. Perempuan memiliki peran yang sangat strategis, selain sebagai ibu rumah tangga, sekolah pertama untuk generasinya, perempuan juga memiliki peran sosial dan masyarakat. Oleh karena itu perempuan tidak cukup dengan kecantikan untuk mengahadapi tantangan dunia, namun perempuan harus kreatif dan berpendidikan. 

Tekhnologi yang semakin maju juga membuat peran perempuan semakin besar, karena perannya harus menuntun penggunaan teknologi yang menjerumus ke hal-hal yang positif kepada generasinya. Di era revolusi industri 4.0 peran perempuan di dunia kerja semakin penting, namun pada faktanya tingkat partisipasi perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Oleh karenanya untuk mencapai kesetaraan peran masih banyak hambatan, terutama kesenjangan pada akses dan penguasaan tekhnologi,informasi, dan komunikasi masih cukup besar, hal tersebut disebabkan oleh pendidikan. Perempuan Indonesia merupakan pengguna internet aktif, namun literasi digital rendah, karena kurangnya pelatihan dan pendidikannya yang masih rendah.

Ketelibatan perempuan dalam segala aspek kehidupan menjadi salah satu syarat dalam upaya mewujudkan pembanguna yang berkeadilan. Budaya bangsa Indonesia yang masih menganut budaya patriarki yang masih membatasi ruang gerak perempuan harus mulai diminimalisir dan dihilangkan, karena esetaraan tidak harus dipandang sebagai  hak dan kewajiban yang persis, sebab ada hal-hal tertentu dimana perempuan tidak bisa melakukannya. Meski sudah memasuki era revolusi industri 4.0 perempuan tidak bisa meninggalkan peran dan kodratnya sebagai seorang perempuan, ibu, istri bahkan peran dilingkungan sosial masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKOLAH KADERISASI RAYON IBNU SINA

  (e-koran rayon ibnu sina) Edisi:013 Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ibnu Sina ke 15 Komisariat UIN Mataram Men...