Senin, 02 Desember 2019

Strategi Penyebaran PMII di Kampus Yang Minim PMII-nya

Penulis: : Tahir aL To’ink

PMII merupakan organisasi mahasiswa berbasis kaderisasi yang terdapat diberbagai kampus yang ada di Indonesia maupun di Negara Luar. Untuk membuat organisasi PMII menjadi organisasi terbesar dan tereksis di Indonesia tentu tidak terelepas dari strategi dan langkah penyebaran PMII yang dilakukan oleh kader dan anggoota PMII, penyebaran PMII merupakan hal yang wajib dilakukan dan hal yang tidak boleh tidak harus terus dijalankan supaya ruh organisasi tertap hidup.

Dalam melakukan penyebaran PMII kader PMII harus memahami arah strategi pengembangan PMII, yang dimana strategi penyebaran PMII harus sesuai dengan perkembangan dunia mahasiswa dan perkembangan perguruan tinggi tempat kader PMII melakukan penyebaran PMII. Penyebaran itu harus progresif dan maju, tidak normatif dan statis. Hal ini dimaksud agar ke depan arah kaderisasi PMII semakin terstruktur dan mempunyai visi yang jelas untuk mencapai cita-cita organisasi. 

Dikarenakan basis masa PMII berada di dalam lingkungan kampus, maka PMII dan kampus tidak boleh berseberangan, dalam arti ketentuan-kentuan yang terdapat dalam Perguruan Tinggi harus bisa dibaca dan diimplementasikan ke dalam pilihan pengembangan PMII. Tanpa dipungkiri walaupun PMII merupakan organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia bukan berarti kader PMII ada di semua kampus yang ada di Indonesia ini, terutama kampus-kampus umum ini, PMII juga memiliki tugas yang sampai saat ini masih menjadi problema di dalam tubuh PMII tersebut.

Misalkan dikampus-kampus umum, PMII ini saat ini sangat kesulitan untuk melakukan penyebaran atau rekrut anggota dikarenakan ada organisasi lain yang lebih memahami medan dikampus tersebut. PMII harus menjadikan kader yang sudah ada menajdi sosok figur dikampus, dengan cara kader tersebut harus memiliki Indeks Prestasi yang tinggi, memang benar IP tinggi tidak menjamin mahasiswa itu lebih baik atau lebih cerdas dari mahasiswa yang memeiliki IP rendah. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa Indeks Prestasi merupakan cerminan dari sebuah ketekunan, kegigihan dan prestasi mahasiswa pada studi perkuliahannya.

Biasanya penilaian dosen terhadap mahasiswa dilihat dari keaktifan selama kuliah berlangsung, kerjasama, prestasi akademik serta hubungan yang baik dengan dosen, dan kehadiran pada perkuliahan. Ini jarang diperhatikan oleh kader PMII, terkadang kita sadar bahwa PMII dijadikan musuh bersama didalam kampus tersebut karena penilaian orang terhadap kelakukan PMII yang dikenal anarkis, sering aksi, jarang masuk kuliah, jarang sholat dan kummel namun itu semua diabaikan oleh kader PMII.  Maka dari itu kader PMII harus mampu mengimbangi antara organisasi dengan akademisi agar penilaian orang terhadap PMII tidak lagi buruk.

Kader PMII harus berprestasi dalam potensi individu masing-masing. Skil dan potensi personal yang dimiliki harus dikembangkan sehingga akan menjadi modal dasar mahasiswa untuk membangun relasi prestasi dengan mahasiswa yang lain. Ketika potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan sendirinya kader PMII akan menjadi panutan bagi mahasiswa lain yang ada di kampus tersebut.

Selanjutnya kader PMII harus menunjukkan etika yang mampu mencapai dari makna estetika tersebut, mulai dari ahklak karimah yang didukung dengan berbicara yang sopan, penampilan yang rapi dan bersih. Ahklak yang indah menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran dikampus. Siapa yang tidak tahu bahwa penampilan para aktivis, apalagi aktivis PMII yang dari dulu terkenal dengan penampilan yang urak-urakan, jarang mandi, rambut tidak pernah disisir apalagi memakai minyak rambut. Akan tetapi itu adalah fashion aktivis 90 yang sudah tidak menarik perhatian dari mahasiswa dikarenakan trend zaman dulu dengan sekarang sudah berubah dengan begitu pesatnya.

Maka dari itu kader PMII hari ini harus mampu mengikuti trend dari zaman tersebut karena seperti kutipan salah satu sahabat nabi yang mengatakan Kun Ibna Zamanika hiduplah seperti dizamanmu, ya jika dulu banyak yang tertarik dengan penampilan yang sedikit urak-urakkan, nah sekarang itu sudah tidak berlaku lagi, malah orang melihatnya akan mengejeknya. Sudah waktunya para kader dan anggota PMII berpenampilan selayaknya mahasiswa. Coba dipikirkan ketika sahabat-sahabat PMII berpenampilan yang rapi, pemikirannya kritis dengan sendirinya PMII akan dilirik oleh mahasiswa/I yang berada dilingkungan kampus tersebut, cukup memulainya dari hal yang sederhana saja akan tetapi jelas sesuai dengan keadaan pada saat ini. Hal-hal seperti ini nantinya yang akan menarik simpati mahasiswa lain.

Dengan demikian ketika mahasiswa sudah memiliki rasa simpati terhadap kader PMII disanalah tempat yang paling tepat untuk melakukan doktrinisasi tentang organisasi PMII, memberikan penjelasan bahwa PMII tidak seperti apa yang mereka dengar dan apa yang mereka pikirkan dari cerita orang-orang tidak suka dengan PMII. Memperkenalkan PMII bukan harus dengan cara menjelaskan langsung bahwa PMII itu adalah organisasi terbesar di Indonesia namun memperkenalkan PMII harus dengan cara memunculkan sosok figur yang menjadi panutan bagi mahasiswa yang lain.

“Kader PMII Harus Mampu Menyembunyikan Kepentingan di Balik Kecerdasan Kadernya. Dengan Mu PMII Pergerakan Ku, Ilmu Masihk Mete Bakti Ku Berikan”

By : Tahir aL To’ink

 

2 komentar:

SEKOLAH KADERISASI RAYON IBNU SINA

  (e-koran rayon ibnu sina) Edisi:013 Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ibnu Sina ke 15 Komisariat UIN Mataram Men...